Ketika beliau dan para sahabat menggali parit
untuk perang, Rasulullah saw. bersabda
“Konstantinopel akan ditaklukkan oleh Islam. Pemimpinnya adalah sebaik-baik pemimpin & pasukannya
adalah sebaik-baik pasukan."Sabda tersebut sontak
mengejutkan orang yahudi (yang ikut menggali parit) dan menganggap pikiran
orang Islam tidak masuk akal. Bagaimana tidak, sekarang sedang perang, belum
selesai menggali parit sudah berpikir untuk menaklukkan Konstatinopel dan Roma. Tapi ketika Rasulullah sudah bersabda,
kejadian tersebut sudah dipastikan terjadi. Maka dari itu sahabat
berlomba-lomba menaklukkan mulai saat itu banyak Khalifah berlomba-lomba
menaklukkan Konstatinopel, sampai-sampai Khalifah Harun Al Rasyid juga mencoba.
Namun tidak ada yang berhasil dari khalifah tersebut.
Seorang
lelaki kelahiran Turki Ustmani lahir bernama Mehmed(Muhammad) Al-Fatih. Sejak
masih kecil, Al-Fatih selalu diceritakan oleh ayahnya tentang kebesaran
Rasulullah serta sabda Rasul tentang penaklukan. Semenjak kecil Muh. Al-Fatih
memperhatikan usaha ayahnya untuk menaklukkan Konstatinopel dan hal tersebut
memotivasinya. Sang ayah juga bukan main-main mendidik Al-Fatih, beliau
menitipkan anaknya kepada 2 ulama besar dizamannya. Dua ulama besar tersebut
adalah Syaikh Al-Kurani dan Syaikh Aaq Syamsudin. Oleh kedua Syaikh tersebut,
Al-Fatih ditempa pemimpin. Hasil didikan ayahnya dan kedua ulama tersebut
yaitu, Muh Al-Fatih bisa mengkhatamkan Qur’an pada umur 8 tahun. Muhammad
Al-Fatih menjadi Sultan di umurnya yang ke 13. Tentunya mendekatkan diri kepada
Allah adalah modal utama, sehingga ia tidak pernah meninggalkan rawatib &
tahajud sejak baligh.
Muhammad
Al-Fatih juga mengumpulkan pasukan terbaik di zamannya, kabarnya setengah dari
pasukan tersebut tidak pernah lepas dari tahajud. Usaha mengumpulkan pasukan
terbaik tersebut membuahkan hasil, terkumpullah 250.000 prajurit yang siap
berperang atas nama Allah. Setelah 250 ribu pasukan terbaik dikumpulkan, Sultan
Muhammad Al-Fatih memulai langkahnya dengan membangun benteng Rumeli Hisari.
Benteng tersebut dibangun diluar wilayah kekuasaan Sultan Muhammad(Mehmed) I
sebelumnya (ayahnya.) Aksi Sultan Al-Fatih tersebut mengusik penguasa
Konstatinopel. Dia berkata, “Ayahmu sewaktu membangun benteng di wilayah
kekuasaanmu… “Ayahmu sewaktu membangun benteng di wilayah kekuasaanmu meminta
izin kepadaku, ini kau membangun di wilayah orangg seenaknya?” Tapi gertakan
tersebut tidak dihiraukan Sultan Muhammad Al-Fatih, karena wilayah tersebut
juga bukan kekuasaan. Benteng Rumeli Hisari dibangun hanya dalam waktu 4 bulan,
lebih cepat dan lebih besar daripada benteng yang dibuat ayahnya.
Kedua
benteng yang bersebrangan tersebut membentuk sebuah gerbang yang mengapit Selat
Horus, alhasil jalur perdagangan dikontrol. Kedua benteng tersebut menjadi
modal kekuatan. Tapi masih sulit untuk mengalahkan ‘Wall of Constatinopel’ yang
tetap berdiri selama 1123 tahun. Benteng tersebut terdiri dari 3 lapis dan
paling susah ditembus. Dan benar saja, pertolongan Allah datang. Seorang
seniman senjata datang ke kerajaan untuk menawarkan rancangan senjatanya. Saat
itu sang seniman memberikan rancangan yang luar biasa kepada petinggi
Konstantinopel. Sang petinggi pun berjanji akan mensponsorinya. Namun setelah
bertahun-tahun, janji tersebut tidak ditepati. Akhirnya seniman senjata
tersebut beralih ke Sultan Muhammad Al-Fatih. Di wilayah kerajaannya, Sultan
Muhammad Al-Fatih menerima dengan baik dan segera menyetujui pembuatan senjata
tersebut. Bahkan Sultan Muhammad Al-Fatih bersedia membayar 3 kali lipat dari
harga yang diawarkan seniman senjata tersebut. Mau tau namanya? Namanya “Basilica Cannon”
Setelah melihat hasilnya, Sultan Muhammad Al-Fatih puas. Dan ‘malah’ meminta untuk dibuatkan 2 kali lebih besar! Seniman senjata akhirnya menuruti dan membuat sebanyak 69 meriam. Pasukan Al-Fatih pun bersiap menaklukkan Konstatinopel. 250.000 pasukan darat menuju “Wall of Constantinople”, 400 kapal di laut Sea Marmara, dan beberapa kapal di Golden Horn. Saat itu umat muslim sudah yakin atas kemenangannya, tertanggal 6 April 1453. Namun ternyata usahanya gagal. Hal itu karena kapal musuh 10 kali besarnya dari kapal pasukan Al-Fatih, ‘Wall of Constantinople’ juga tembok yang kokoh. Ditambah senjata ‘Balistic Canon’ merupakan senjata yang re-loadnya sangat lama, yaitu 3 jam! Alhasil tembok yang dibombardir oleh senjata tersebut, berhasil ditambal oleh pasukan musuh selama re-load. Karena banyak korban pasukan Al-Fatih yang berguguran, & ‘Wall of Constantinople’ yang tidak kunjung rubuh, semangat mulai redup. Perdebatan antara penasihat Muhammad Al-Fatih dan seorang Mualaf menentukan dilanjuntukan atau tidaknya penggempuran. Lewat perdebatan sengit sang mu’alaf berkata, “Kita hadir jauh-jauh kesini untuk berperang dan menang! bukan untuk pulang & kalah! Maka dari itu teruslah berjuang! menangkan agama Allah, atau mati syahid!” Sang mu’alaf tersebut kembali membakar semangat pasukan. Alhasil penggempuran Konstantinopel pun dilanjuntukan. Namun strategi yang itu-itu saja tidak membawa kemajuan bagi kaum muslimin. Sultan Muhammad Al-Fatih pun memutar otak. Ia berpikir bagaimana menembus pertahanan Konstantinopel.
Bentuk
yang seperti tanduk, membuat semenanjung tersebut dijuluki dengan nama “The
Golden Horn”. Satu-satunya cara adalah dengan merangsek masuk ke perairan
“Golden Horn” dan merebut kerajaan dari dalam. Namun cara it mustahil, karena
perairan pintu masuk “Golden Horn” telah dibentangkan rantai besar untuk
menghalang kapal-kapal. Berikut ilustrasinya, ini adalah peta perairan sekitar
Konstantinopel.
Alhasil dengan ide GILA-nya, Sultan Muhammad
Al-Fatih berkata, “Kita akan masuk! satu-satunya cara ialah mengangkatnya!”
Pasukan pun keheranan, namun memang cara itulah yang harus dilakukan untuk
menguasai Konstantinopel. Dengan keyakinan teguh, 70 – 72 kapal diangkat
prajurit melewati perbukitan disebelah rantai besar.
Bayangkan 70-72 kapal diangkut melewati bukit
hanya dalam waktu semalam!!
Kira-kira seperti inilah gambaran jaraknya
sekarang.
Sontak gemuruh kapal yang masuk ke perairan
“Golden Horn” membangunkan warga Konstantinopel. Diiringi Takbir para pasukan
masuk. Saat itu juga, warga Konstantinopel memastikan bahwa Konstantinopel..
JATUH! Konsentrasi pertahanan di ‘Wall of Constantinople’ pun terpecah ke teluk
‘Golden Horn’. ‘WoC’ pun dengan mudah ditembus. Pasukan muslim menggempur ‘Wall
of Constantinople’ tanpa ampun, tembok-tembok runtuh dimana-mana.
Sultan Muhammad Al-Fatih bersama pasukan pun
berhasil masuk kedalam benteng Konstantinopel. Bersama pasukannya, Sultan M.
Al-Fatih berkeliling melihat Konstantinopel dengan mengucap “Subhanallah…
Subhanallah..”
Beliau mengucap asma Allah, karena bisa menjadi
orang yang membuktikan janji Rasulullah. Sebuah kesyukuran yang sangat dalam.
Seketika, Al-Fatih berhenti di depan gereja besar. Ternyata di dalamnya
terdapat masyarakat Konstantinopel yang berlindung, khawatir akan keselamatannya.
Masyarakat teringat kejadian dahulu di hari yang sama, dimana masyarakat muslim
dibantai saat wilayahnya direbut. Namun Al-Fatih berkata, “Pergilah kalian
warga Konstantinopel yang ingin keluar dari sini, yang ingin tinggal maka kita
bangun negeri ini.”Namun satu permintaan Sultan Muhammad Al-Fatih,yaitu agar
gereja terindah ini dijadikan masjid pertama.
Seketika itu, Slt Muhammad Al-Fatih turun dari
kudanya. Ia menghadap kiblat sembari bersujud, seraya menaburkan tanah ke atas
kepalanya. Menunjukkan bahwa ia semata-mata hanyalah seorang hamba, dan
kemenangan yang ia raih adalah lewat pertolonganNya juga. Dan akhirya
Konstantinopel pun takluk di tangan Al-Fatih pada tahun 29 Mei 1453. Amir
(Panglima perang) terbaik dengan pasukan terbaik. Rasulullah bersabda:
“Konstantinopel akan ditaklukkan oleh Islam. Amirnya(pemimpin) adalah sebaik-baik Amir & pasukannya
adalah sebaik-baik pasukan." (HR Ahmad)
Subhanallah....
ReplyDelete