Kisah Tawakal

                Alkisah, serang laki-laki bani israil meminta temannya untu meminjaminya uang sebesar seribu dinar. Temannya itu berkata, “Datangkanlah beberapa orang untuk menjadi saksi atas utangmu ini.”
Laki-laki Bani Israil itu menjawab, “Cukuplah Allah sebagai saksi bagiku!” Temannya berkata lagi, “Datangkanlah seseorang yang akan menjaminmu!” Laki-laki itu kemudian menjawab,”Cukuplah Allah yang menjaminku!”
                “Engkau benar!” kata temannya. Maka, dia pun memberikan seribu dinar dengan kesepakatan bahwa utang tersebut harus dibayar pada waktu yang telah ditentukan bersama.
                Laki-laki Bani Israil itu kemudian pergi berlayar untuk suatu keperluan. Ketika waktu pembayaran tiba, ia mencari kapal yang bisa membawanya pulang, namun sayangnya tidak ada. Akhirnya, dia melubangi sepotong kayu dan mengisinya dengan seribu dinar beserta sepucuk surat.
                “Ya Allah” kata lelaki itu sesampainya di pantai, ”sungguh, Engkau telah mengetahui bahwa aku meminjam uang kepada si Fulan sebesar seribu dinar. Dia meminta kepadaku seorang penjamin, maka aku katakan waktu itu, ’Cukuplah Allah sebagai penjamin!’ Dia juga memintaku seorang saksi maka aku katakan juga, ’Cukuplah Allah sebagai saksi!’ Kemudian dia pun rela dengan uang yang aku pinjam itu dan rela menjadikan Engkau sebagai penjamin dan saksinya. Sungguh, ku telah berusaha keras mencari kapal untuk mengirimkan kepadanya uang yang telah aku pinjam. Tetapi, aku tidak mendapatkan kapal itu. Oleh karena itu, aku titipkan uang ini kepada-Mu.” Kemudian, laki-laki tersebut melemparkan kayu tersebut ke laut.
                Orang yang dulu meminjamkan seribu dinar, dia keluar untuk mencari kapal yang datang ke negerinya, namun tidak ada yang membawa titipan uang untuknya. Tetapi ia malah menemukan sepotong kayu. Ia membawanya pulang untuk dijadikan kayu bakar. Sesampainya di rumah, alangkah terkejutnya ia bahwa teryata dalam kayu tersebut terdapat sejumlah dinar dan sepucuk surat.
                Beberapa waktu kemudian, laki-laki Bani Israil yang dulu meminjam, datang membawa seribu dinar seraya berkata, ”Demi Allah, aku telah berusaha untuk mendapatkan kapal agar bisa sampai kepadamu dan mengantarkan uangmu. Tetapi aku sama sekali tidak mendapatkan kapal sebelumnya, kecuali yang aku tumpangi ini.”
                Orang yang meminjami berkata, “ Bukankah engkau telah mengirimkan uang itu lewat sepotong kayu?” Laki-laki Bani Israil itu menjawab, “Memang benar...” Orang yang meminjamkan uang berkata, ”Sesungguhnya Allah telah menunaikan apa yang engkau kirimkan kepadaku melalui sepotong kayu. Karena itu,bawalah kembali seribu dinarmu dengan keberuntungan.”
      
Masya Allah. Maha besar Allah SWT. Sungguh kisah yang menyadarkan kita, bahwa di mana pun dan kapan pun, tak peduli seberapa sulitnya, kita harus selalu bersikap ihsan, yaitu selalu merasa bahwa Allah melihat kita, dan tentu saja selalu bertawakal terhadap segala tindakan dan keputusan yang telah kita ambil. Tawakal, tawakal, dan tawakal! Nah, teman-teman, sudahkah kita selalu menerapkan sikap tawakal? :)


(image source: sunniy.files.wordpress.com)

About Sonia

Terimakasih telah berkunjung di Blog Sivitas Aktivita Islamika Delayota, semoga artikel dalam blog ini berguna bagi kita semua, syukron
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar :

Post a Comment