Ulang Tahun, Bolehkah Kita Merayakan??




Banyak umat islam khususnya remaja yang mengikuti hari perayaan ulang tahun. Bahkan tidak menutup kemungkinan para ustadz dan ustazdah pun ikut merayakannya dan terjebak di dalamnya. Apalagi gencarnya media televisi dan media massa lainnya mempublikasikan seremonialnya yang terkadang dilakukan oleh beberapa da’i muda atau yang bergelar ustadz. Ditambah lagi kebiasaan ini sudah jamak dan menjadi hal yang seakan-akan wajib apabila ada anggota keluarga, rekan atau sahabat yang memperingati hari lahirnya. Dan di SMA 8 kita tercinta ini pun tak luput dari seremonial ulang tahun tersebut. Bahkan hal tersebut dirayakan dengan cara yang berlebihan, seperti melempari si pelakunya(orang yang ber-ultah) dengan telur, tepung, air comberan, ataupun mengadakan pesta yang megah. Hal tersebut tentunya tidak memberi manfaat apapun bahkan hanya menghambur-hamburkan uang. Lalu apakah hukumnnya merayakan ulang tahun bagi seorang muslim?



Di dalam Al-Qur'an maupun hadist tidak pernah diterangkan untuk merayakan hari ultah/hari lahir/milad dan sebagainya. Bahkan Rasulullah SAW juga tidak pernah mencontohkannya. Lalu dari manakah asal usul ulang tahun ini?

Pada masa-masa awal Nasrani generasi pertama (Ahlul Kitab / kaum khawariyyun / pengikut nabi Isa) mereka tidak merayakan Upacara Ulang Tahun, karena mereka menganggap bahwa pesta ulang tahun itu adalah pesta yang mungkar dan hanya pekerjaan orang kafir Paganisme.

Pada masa Herodes lah acara ulang tahun dimeriahkan sebagaimana tertulis dalam Injil Matius 14:6;

“Tetapi pada HARI ULANG TAHUN Herodes, menarilah anak Herodes yang perempuan, Herodiaz, di tengah-tengah meraka akan menyukakan hati Herodes.” (Matius14 : 6)

Dalam Injil Markus 6:21

“Akhirnya tiba juga kesempatan yang baik bagi Herodias, ketika Herodes pada hari ulang tahunnya mengadakan perjamuan untuk pembesar-pembesarnya perwira-perwiranya dan orang-orang terkemuka di Galilea.”(Markus 6:21)

Orang Nasrani yang pertama kali mengadakan pesta ulang tahun adalah orang Nasrani Romawi. Beberapa batang lilin dinyalakan sesuai dengan usia orang yang berulang tahun. Sebuah kue ulang tahun dibuatnya dan dalam pesta itu, kue besar dipotong dan lilin pun ditiup. (Baca buku : Parasit Aqidah. A.D. El. Marzdedeq, Penerbit Syaamil, hal. 298)

Sudah menjadi kebiasaan kita mengucapkan selamat ulang tahun kepada keluarga maupun teman, sahabat pada hari ULTAHnya. Bahkan tidak sedikit yang aktif dakwah (ustadz dan ustadzah) pun turut larut dalam tradisi jahiliyah ini.

Sedangkan kita sama-sama tahu bahwa tradisi ini tidak pernah diajarkan oleh Nabi kita yang mulia Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, dan kita ketahui Rasulullah adalah orang yang paling mengerti cara bermasyarakat, bersosialisasi, paling tahu bagaimana cara menggembirakan para sahabat-sahabatnya. Rasulullah paling mengerti bagaimana cara mensyukuri hidup dan kenikmatannya. Rasulullah paling mengerti bagaimana cara menghibur orang yang sedang bersedih. Rasulullah adalah orang yang paling mengerti CARA BERSYUKUR. Adapun tradisi ULANG TAHUN ini merupakan tradisi orang-orang Yahudi, Nasrani dan kaum paganisme, maka Rasulullah memerintahkan untuk menyelisihinya. Apakah Rasulullah pernah melakukannya ? Padahal Herodes sudah hidup pada jaman Nabi Isa. Apakah Rasulullah mengikuti tradisi ini ?

Rasulullah pernah bersabda:

“Kamu akan mengkuti cara hidup orang-orang sebelum kamu, sejengkal demi sejengkal, sehasta demi sehasta. Sehingga jika mereka masuk kedalam lobang biawak kamu pasti akan memasukinya juga”. Para sahabat bertanya,”Apakah yang engkau maksud adalah kaum Yahudi dan Nasrani wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Siapa lagi jika bukan mereka?”

Rasulullah bersabda:

“ Man tasabbaha biqaumin fahua minhum” (Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” ( HR. Ahmad dan Abu Daud dari Ibnu Umar)

Allah berfirman;

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. “ (QS. Al Baqarah : 120)

“Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran , pengelihatan, dan hati, semuannya itu akan diminta pertanggungjawabannya.” (QS. Al-Isra’:36)

“… dan kamu mengatakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikitpun juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. an-Nuur: 15)

Janganlah kita ikut-ikutan, karena tidak mengerti tentang sesuatu perkara. Latah ikut-ikutan memperingati Ulang Tahun, tanpa mengerti dari mana asal perayaan tersebut.

Ini penjelasan Nabi tentang sebagian umatnya yang akan meninggalkan tuntunan beliau dan lebih memilih tuntunan dan cara hidup di luar Islam. Termasuk juga di antaranya adalah peringatan perayaan ULTAH, meskipun ditutupi dengan label SYUKURAN atau ucapan selamat MILAD.

Jika kita mau merenung apa yang harus dirayakan atau disyukuri BERKURANGNYA usia kita?
semakin dekatnya kita dengan KUBUR? SUDAH SIAPKAH kita untuk itu? Akankah kita bisa merayakannya tahun depan?

Seorang muslim dia dituntut untuk MUHASABAH setiap hari, karena setiap detik yang dilaluinya TIDAK akan pernah kembali lagi sampai nanti dipertemukan oleh ALLAH Subhanahu wa Ta’ala pada hari penghisaban , yang tidak ada yang bermanfaat pada hari itu baik anak maupun harta kecuali orang yang menghadap ALLAH Subhanahu wa Ta’ala dengan membawa hati yang ikhlas dan amal yang soleh.

Jadi, alangkah baiknya jika tradisi jahiliyah ini kita buang jauh-jauh dari diri kita, keluarga dan anak-anak kita dan menggantinya dengan tuntunan yang mulia yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.


Sumber : http://bahterailmu.wordpress.com

About Sivitas Aktivita Islamika

Terimakasih telah berkunjung di Blog Sivitas Aktivita Islamika Delayota, semoga artikel dalam blog ini berguna bagi kita semua, syukron
    Blogger Comment
    Facebook Comment

3 komentar :

  1. mmm, yayaya, suwun.
    oyaa, admin mbok picture atas it di buat lebih indah lagi..

    ReplyDelete
  2. Usul bagus.. Mau diganti seperti apa ya? ada saran?

    ReplyDelete
  3. sip, dah bagus. oya mbok tlg di jelasin sivitas, aktivita, islamika tu ap ya??

    ReplyDelete